Sabtu, 29 Agustus 2009

Tesis

PEDOMAN

PENULISAN TESIS

 
 

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2006


I.  PENDAHULUAN
Karya ilmiah1 yang disusun oleh mahasiswa S2 disebut tesis. Tesis merupakan karya ilmiah yang disusun berdasarkan hasil penelitian ilmiah. 
Dalam sistem pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Brawijaya (PPSUB), tesis  merupakan sebagian dari persyaratan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Magister. Karya ilmiah berupa tesis dapat dimulai setelah mahasiswa menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan, dan lulus ujian proposal penelitian. Baik mahasiswa S2 sebelum melakukan penelitian, rencana penelitiannya harus mendapatkan persetujuan dari komisi pembimbing.
Bobot akademik tesis berkisar antara 6-9 sks (tergantung program studi). Sedangkan bobot akademik disertasi 28-32 sks.
Buku  pedoman  format penulisan ini disusun dengan tujuan (1) menyeragamkan pokok-pokok format penulisan tesis di PPSUB, (2) sebagai pedoman bagi mahasiswa dalam menulis tesis dan (3) pedoman bagi komisi pembimbing dalam mengarahkan penulisan tesis.  
Komisi pembimbing mempunyai tanggung jawab akademik terhadap tesis mahasiswa bimbingannya, dalam hal kebenaran ilmiah dan format penulisannya.  Tanggung-jawab akademik ini ditandai oleh tanda-tangan komisi pembimbing yang dibubuhkan dalam lembar persetujuan tesis.  Oleh karena itu, mahasiswa harus memperoleh persetujuan dari semua komisi pembimbing untuk menempuh seluruh rangkaian proses untuk ujian tesis.
Selama proses ujian tesis dalam batas-batas tertentu dimungkinkan adanya perbedaan pendapat antara penguji selaku pembimbing dan penguji di luar komisi pembimbing. Semua penguji mempunyai hak menguji kemampuan mahasiswa dalam mempertahankan karya ilmiahnya.  Tetapi tidak selayaknya para komisi pembimbing mempertanyakan atau mempermasalahkan kebenaran ilmiah dari karya ilmiah mahasiswa bimbingannya pada saat ujian, karena karya ilmiah itu merupakan hasil bimbingannya.   Sedangkan penguji di luar komisi pembimbing disamping berwenang menguji, juga berwenang mempermasalahkan karya ilmiah mahasiswa.

II. BAGIAN-BAGIAN TESIS

Karya ilmiah tesis dibagi menjadi tiga bagian  yaitu: bagian awal, bagian utama dan bagian akhir.
2.1. Bagian Awal
Bagian awal terdiri dari:
·        Sampul
·        Halaman judul
·        Halaman pengesahan
·        Halaman pernyataan orisinalitas
·        Halaman peruntukan (tidak harus ada)
·        Halaman riwayat hidup
·        Halaman ucapan terima kasih
·        Halaman ringkasan (Bahasa Indonesia)
·        Halaman summary (Bahasa Inggris)
·        Halaman kata pengantar
·        Halaman daftar isi
·        Halaman daftar tabel
·        Halaman daftar gambar
·        Halaman daftar lampiran
·        Halaman daftar simbol, singkatan, dan definisi
2.2. Bagian Utama Karya ilmiah
Bagian utama Mainstream, terdiri atas:
Bab I      Pendahuluan
Bab II     Tinjauan Pustaka/Kerangka dasar teoritik
Bab III     Kerangka konsep penelitian
Bab IV    Metode Penelitian
Bab V     Hasil dan Pembahasan atau Bab-bab yang  memuat  Isi  Pokok  Bahasan
Bab VI    Kesimpulan dan Saran
              Daftar Pustaka
Non-mainstream terdiri atas:
Bab I         Pendahuluan
Bab II        Pokok Bahasan I
Bab III       Pokok Bahasan II
Bab IV      Pokok Bahasan ....
Bab ...      Pembahasan Umum
Bab ...      Kesimpulan dan Saran
                 Daftar Pustaka
2.3. Bagian Akhir Karya Ilmiah
Bagian akhir karya ilmiah tesis memuat lampiran-lampiran, apabila diperlukan.
III. PEDOMAN PENGETIKAN
3.1. Kertas
Kertas  yang dipakai adalah HVS/Foto kopi  ukuran  A4 dan  bobot  80  g.  Perbanyakan  karya ilmiah dilakukan  dengan fotokopi yang bersih.
3.2. Jenis Huruf
Naskah karya ilmiah diketik dengan komputer dengan huruf jenis Arial 11 cpi (11 huruf/character per inchi) atau 28-30 baris per halaman dengan 11 cpi.
3.3. Margin
Batas  pengetikan  4 cm dari sisi kiri kertas, 3 cm  dari batas  sisi kanan, sisi bawah dan sisi atas kertas kecuali Bab baru 5 cm dari sisi atas kertas.
3.4. Format
Setiap  memulai alinea baru, kata pertama diketik  ke kanan masuk lima ketukan. Setelah tanda koma, titik koma dan  titik dua diberi  jarak satu ketukan (sebelum titik dua tidak diberi spasi), setelah tanda titik untuk kalimat baru, diberi  jarak  dua  ketukan.  Setiap bab dimulai pada halaman baru, diketik dengan huruf kapital diletakkan di tengah-tengah bagian atas halaman. Sub-bab diketik di pinggir sisi kiri halaman, dengan huruf kecil kecuali  huruf pertama pada setiap kata diketik dengan kapital, pemutusan kata dalam satu baris kalimat harus mengikuti kaedah bahasa Indonesia yang baku dan benar.
3.5. Spasi
Jarak antara baris dalam teks adalah dua spasi. Jarak antar baris dalam kalimat judul, sub judul, sub bab, judul tabel dan judul gambar serta ringkasan/summary diketik dengan jarak satu spasi.
3.6. Nomer Halaman
Bagian awal karya ilmiah diberi nomer  halaman dengan menggunakan angka kecil romawi (i, ii, iii, dan seterusnya), ditempatkan pada sisi tengah bawah halaman. Khusus bagian awal utama karya ilmiah, pemberian nomer halaman dimulai dari bagian pendahuluan. Untuk bagian utama dan bagian akhir karya ilmiah, pemberian nomer halaman berupa angka yang diletakkan pada sisi halaman kanan atas.

 

 

IV.  BAGIAN AWAL DARI TESIS

4.1.  Sampul
Pada sampul dicetak: Judul tesis, tulisan kata: tesis (huruf kapital), tulisan kalimat: Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Magister, nama program studi, lambang Universitas Brawijaya, nama lengkap penulis (tanpa gelar), nomer induk mahasiswa, tulisan: Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang, dan tahun tesis diajukan. Contoh sampul tesis (Lampiran 1).
Sampul terdiri dari dua bagian: sampul luar dari karton (hard cover) dan sampul dalam dari kertas HVS putih. Pada punggung sampul dicantumkan nama penulis, judul tesis dan tahun kelulusan. Cara penulisan punggung buku, lihat contoh pada Lampiran 3. 
4.2.  Halaman Judul
Halaman judul karya ilmiah berisi tulisan yang sama dengan halaman sampul, namun dicetak di atas kertas HVS putih.  Contoh halaman judul tesis (Lampiran 4).
4.3.  Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan memuat judul karya ilmiah, nama penulis dan kata-kata pengesahan,  susunan dewan penguji dan tanda tangan dewan penguji dengan urutan ketua komisi pembimbing, anggota komisi pembimbing dan pengesahan  Direktur  PPSUB.  Contoh halaman pengesahan tesis (Lampiran 6).
4.4.  Halaman Identitas Tim Penguji
Halaman identitas tim penguji dicetak pada kertas HVS putih, memuat judul tesis, identitas mahasiswa, nama komisi pembimbing atau komisi promotor, dan nama tim dosen penguji. SK penguji dari Program Pascasarjana Universitas Brawijaya disertakan. Contoh halaman identitas tim penguji tesis (Lampiran 8).
4.5.  Halaman Pernyataan Orisinalitas
Halaman pernyataan orisinalitas merupakan halaman yang memuat ketegasan penulis bahwa naskah tesis bukan karya plagiasi dan menjamin orisinalitasnya. Contoh halaman pernyataan ini disajikan pada Lampiran 10 untuk S2.
4.6.  Halaman Peruntukan
Halaman peruntukan bukan merupakan halaman wajib untuk  diadakan.  Pada halaman ini ditulis hal yang  sifatnya pribadi antara lain untuk siapa tesis tersebut dipersembahkan. Contoh halaman  peruntukan  pada Lampiran 12.
4.7.  Halaman Riwayat Hidup
Halaman riwayat hidup berisi nama penulis, tempat dan tanggal lahir, nama orang tua, riwayat pendidikan dan riwayat pekerjaan serta prestasi-prestasi yang menonjol (Lampiran 13).
4.8.  Halaman Ucapan Terimakasih
Halaman ucapan terima kasih ini di uraikan secara singkat kepada siapa saja yang membantu selama proses penelitian hingga penulisan. Harap diperhatikan; nama, gelar, instansi dicetak secara benar. Contoh disajikan pada Lampiran 14.
4.9.  Halaman Ringkasan
Ringkasan ditulis dalam dua bahasa: bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Judul ringkasan adalah sama dengan judul karya ilmiah, diketik  dengan  huruf kapital pada halaman baru. Judul ringkasan atau summary ditempatkan di sisi halaman bagian atas.  Ringkasan mencakup masalah penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian dan hasil-hasil penelitian yang menonjol.  Di dalam ringkasan  tidak  boleh ada  kutipan (acuan) dari  pustaka,  jadi merupakan  hasil uraian murni dari penulis. Isi ringkasan harus dapat dimengerti tanpa harus melihat  kembali pada materi karya ilmiah.  Ringkasan disusun dengan jumlah maksimum 600 kata (1,5-2 halaman) dan diketik satu spasi.  Contoh  ringkasan (Lampiran 15).
         
4.10.        Halaman Summary
Summary merupakan ringkasan yang ditulis dalam bahasa Inggris. Contoh summary (Lampiran 16).
4.11.   Halaman Kata Pengantar
Kata pengantar memuat rasa syukur sehingga tulisan dapat disajikan, uraian singkat proses penulisan karya ilmiah dan penulis mengantarkan kepada pembaca agar dapat memahami isi tulisan, harapan: penyempurnaan, manfaat bagi yang membutuhkan. Contoh halaman kata  pengantar  pada Lampiran 17.
4.12.   Halaman Daftar Isi
Halaman  daftar  isi diketik pada  halaman  baru  dan diberi  judul  daftar isi yang diketik dengan huruf kapital tanpa diakhiri titik dan diletakkan di tengah atas kertas. Dalam daftar isi dimuat daftar tabel, daftar gambar, judul dari bab dan sub bab, daftar pustaka dan lampiran. Keterangan yang mendahului daftar isi tidak perlu dimuat dalam daftar isi.  Judul  bab  diketik  dengan huruf kapital, sedangkan judul sub bab diketik dengan huruf kecil kecuali huruf pertama  tiap sub bab diketik dengan  huruf  besar.  Baik judul bab ataupun sub bab tidak diakhiri titik. Nomer bab menggunakan angka romawi dan sub bab menggunakan angka arab. Jarak pengetikan antara baris judul bab  yang satu dengan bab yang lain adalah dua spasi, sedangkan jarak spasi antara  anak bab adalah satu spasi. Contoh halaman daftar isi pada Lampiran 18.
4.13.   Halaman Daftar Tabel
Halaman daftar tabel diketik pada halaman baru. Judul daftar tabel diketik dengan huruf kapital tanpa diakhiri titik dan diletakkan di tengah atas kertas. Daftar tabel memuat semua tabel yang disajikan dalam teks dan lampiran. Nomer tabel ditulis dengan angka. Jarak pengetikan judul (teks) tabel yang lebih dari satu baris diketik satu spasi dan  jarak  antar judul tabel dua spasi.  Judul  tabel dalam halaman daftar tabel harus sama dengan judul tabel dalam teks. Contoh halaman daftar tabel pada Lampiran 19.
4.14.   Halaman Daftar Gambar
Halaman daftar gambar diketik pada halaman baru. Halaman daftar gambar memuat daftar gambar, nomer gambar  judul gambar dan nomor halaman, baik gambar yang ada dalam teks dan dalam Lampiran. Cara pengetikan pada halaman daftar gambar seperti pada halaman daftar tabel pada Lampiran 20.
4.15.   Halaman Daftar Lampiran
Daftar lampiran diketik pada halaman baru. Judul daftar lampiran diketik di tengah atas halaman dengan huruf kapital. Halaman daftar lampiran memuat nomer teks judul lampiran dan halaman. Judul daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran. Lampiran, misalnya memuat contoh perhitungan, sidik ragam, peta, data, dan lain-lain.
4.16.   Halaman Daftar Simbol, Singkatan, dan Definisi
Halaman daftar simbol dan singkatan memuat simbol/besaran dan singkatan istilah/satuan. Bagian Daftar  simbol ini tidak perlu selalu ada. Cara pengetikannya adalah sebagai berikut:
-    Pada lajur/kolom pertama memuat singkatan.             
-    Pada lajur/kolom ke dua memuat keterangan singkatan yang disajikan pada lajur pertama.
-    Penulisan singkatan diurut berdasarkan abjad latin dengan huruf besar diikuti dengan huruf kecil.
-   Bila simbol ditulis dengan huruf Yunani, penulisannya juga berdasarkan abjad Yunani.
-    Keterangan pada lajur ke dua diketik dengan huruf kecil kecuali huruf  pertama diketik  dengan  huruf besar.

 

V. BAGIAN UTAMA TESIS

Bagian utama karya ilmiah terdiri atas beberapa bab. Jumlah bab tidak  dibakukan, namun disesuaikan dengan ruang  lingkup penelitian penulis. Bagian utama umumnya terdiri atas: pendahuluan, tinjauan pustaka/kerangka dasar teoritik/kerangka fikir, kerangka konsep, metode  penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran, serta daftar pustaka. Rangkaian kata untuk menyampaikan informasi yang disajikan di dalam suatu karya ilmiah hendaknya teliti, singkat, padat, jelas, tajam, dan relevan serta konsisten.   
Di dalam perkembangannya penulisan bagian utama tesis terdapat dua model dasar asumsi filosofis, yaitu: mainstream (yaitu: positivist paradigm), dan non-mainstream, misalnya: interpretivist paradigm, critical paradigm, dan postmodernism paradigm. Oleh karena itu, adanya perbedaan asumsi ini akan berimplikasi terhadap penulisan bagian utama tesis tersebut.
Secara garis besar perbedaan mainstream dan non-mainstream disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Urutan penulisan bagian utama tesis model mainstream dan non-mainstream.
Bab
Mainstream
Non-Mainstream
I
Pendahuluan
Pendahuluan
II
Tinjauan Pustaka/Kerangka dasar teoritik
Pokok bahasan I
III
Kerangka konsep penelitian
Pokok bahasan II
IV
Metode Penelitian
Pokok bahasan III
V
Hasil dan Pembahasan atau Bab-bab yang memuat Isi Pokok Bahasan
Pokok bahasan ....
VI
Kesimpulan dan Saran
Pembahasan Umum
n/n+1
-
Penutup (Kesimpulan dan Saran)
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
5.1. Mainstream
Pada dasarnya bentuk penulisan tesis yang menggunakan pendekatan mainstream memiliki aturan yang baku di dalam setiap babnya, baik jumlah bab maupun tata aturan isi pada masing-masing bab.
Bab 1. Pendahuluan
Bab pendahuluan ini memuat: latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
a.  Latar  belakang penelitian: memuat fakta-fakta relevan dengan masalah penelitian sebagai titik tolak merumuskan masalah penelitian, alasan-alasan (empiris, teknis) mengapa masalah yang dikemukakan dalam usulan  penelitian  itu  dipandang penting untuk diteliti. 
b. Perumusan masalah: memuat proses penyederhanaan masalah yang rumit dan kompleks dirumuskan menjadi masalah yang dapat diteliti (researchable problems), atau merumuskan kaitan antara kesenjangan pengetahuan ilmiah atau teknologi yang akan diteliti dengan kesenjangan pengetahuan ilmiah yang lebih luas. Di dalam menyampaikan perumusan masalah harus relevan dengan judul dan perlakuan yang akan diteliti. Perumusan masalah tidak selalu berupa kalimat tanya.
c. Tujuan  penelitian: dalam tujuan penelitian harus menyebutkan secara  spesifik tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Dalam beberapa  hal, seharusnya tujuan penelitian juga tersirat di dalam judul penelitian. Dengan logika seperti butir (b) di atas, jika perumusan masalah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, jumlah pertanyaan tidak selalu harus sama dengan tujuan penelitian.
d. Manfaat penelitian: menyatakan kaitan antara hasil penelitian yang dirumuskan dalam tujuan penelitian dengan masalah kesenjangan yang lebih luas atau dunia nyata yang rumit dan kompleks.
Bab 2. Tinjauan Pustaka atau Kerangka Dasar Teoritik
Posisi tinjauan pustaka ditempatkan sesudah sajian perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, agar bahan-bahan kepustakaan yang disajikan  dalam tinjauan pustaka secara terpadu dan terarah. Pada bab ini dikemukakan hasil  telaah atau kajian teori atau unsur-unsur teori (konsep, proposisi, dsb.) atau hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan permasalahan dan tujuan penelitiannya secara sistematis dan analitik. Artinya, bab ini tidaklah sekedar berisi kutipan atau pencantuman teori-teori, konsep, proposisi dan paradigma, secara berjajar dan runtut yang diambil dari pelbagai sumber (cut and paste), tetapi merupakan hasil ramuan dari proses persandingan, perbandingan dan dialog antar teori, konsep, proposisi, paradigma yang ada (mulai dari yang klasik sampai yang mutakhir) yang kemudian peneliti menarik benang merahnya.
Sumber pustaka berasal dari Jurnal Ilmiah, kutipan text book boleh asal relevan. Diktat kuliah, penuntun praktikum dan bahan kuliah dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan, asalkan karya asli dari penulis yang bersangkutan.
Bab 3. Kerangka Konsep Penelitian
Sub-bab ini dapat disajikan apabila dibutuhkan.  “Konsep” pada dasarnya adalah pengertian atau pemahaman tentang suatu fenomena yang merupakan elemen dasar dari proses berfikir. Kerangka konsep penelitian meliputi: a) kerangka fikir, b) hipotesis, dan c) definisi operasional dan pengukuran peubah.  Kerangka ini dapat merupakan  ringkasan tinjauan pustaka yang mendukung dan atau menolak teori di sekitar permasalahan penelitian. Juga diuraikan kesenjangan di antara hasil penelitian terdahulu, sehingga perlu diteliti. Uraian kerangka konsep atau kerangka pikir biasanya mengarah ke hipotesis  dan dapat disusun berupa narasi atau diagram alur.
Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan atau jawaban sementara (berdasarkan hasil penelitian atau pustaka sebelumnya) atas pertanyaan dalam masalah penelitian, yang akan diuji dengan data empirik melalui penelitian ini.
Definisi operasional dan pengukuran peubah adalah penjelasan operasionalisasi semua peubah yang dimasukkan dalam hipotesis.
Bab 4. Metode Penelitian
Metode penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian yang experimental dan non-experimental.
Metode Penelitian Bidang Hayati dan Teknik
Di dalam Bab Metode Penelitian ini lazimnya disajikan uraian yang rinci mengenai:
a.    Tempat dan waktu penelitian
Tempat penelitian diuraikan secara jelas mengenai kegiatan penelitian di lapangan atau di laboratorium. Uraian lokasi penelitian lapangan dapat meliputi wilayah administrasi (desa kecamatan, kabupaten maupun propinsi), institusi, Perguruan Tinggi atau kebun percobaan milik Balai Penelitian. Dapat pula disebutkan jenis tanah, iklim. Bila kegiatan penelitian di laboratorium maka ditulis nama laboratorium dan institusinya.
Waktu penelitian diuraikan tentang bulan, tahun, musim (apabila perlu) dilakukannya kegiatan penelitian mulai dari persiapan hingga akhir pelaksanaan penelitian
b.    Bahan dan Alat
Bahan penelitian dijelaskan spesifikasi bahan atau materi penelitian yaitu  termasuk  asal sampel, cara persiapan sampel, umur sampel  (kalau ada), sifat  fisik,  dan  bahan kimia  yang dipakai (Merk dan Negara).
Alat yang digunakan juga dijelaskan  spesifikasinya secara lengkap, sehingga dapat diketahui validitas penelitian berdasarkan alat ukurnya. Selain itu  agar peneliti  lain yang  ingin menguji ulang penelitian itu tidak mengalami kesalahan.
c.    Metode penelitian
Prosedur penelitian disajikan lengkap dan terinci tentang langkah-langkah yang telah diambil pada pelaksanaan penelitian serta digambarkan dalam bentuk diagram alur penelitian.
d.    Pengamatan peubah
Uraikan jenis-jenis peubah yang akan diamati/diukur selama penelitian. Metode pengumpulan  data yang memuat metode dan prosedur/cara memperoleh data, baik secara kimiawi, fisik organoleptik atau uji biologis. Metode dan model analisis data secara statistik dan/atau matematik.
e. Kesulitan-kesulitan yang timbul selama penelitian dan cara  mengatasinya perlu ditampilkan, agar para peneliti yang akan berkecimpung dalam bidang penelitian yang sejenis terhindar dari hal-hal yang dapat mengurangi tingkat ketelitian pengamatan yang dilakukan.
Bagi mahasiswa yang menulis karya ilmiah mengenai perancangan alat, seperti pembuatan program 1 atau model, dalam bab ini diuraikan tentang sistem desain yang memuat uraian tentang bahan dan alat, perancangan alat  dan  pengujian alat.
Metode Penelitian Bidang Ilmu-Ilmu Sosial1
Sistematika dan substansi metode penelitian bidang ilmu-ilmu sosial cukup beragam. Hal ini antara lain disebabkan adanya perbedaan pendekatan penelitian yang digunakan, yaitu antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Untuk dapat mengakomodir kedua pendekatan penelitian tersebut, sistematika metode penelitian yang lazim digunakan di bidang ilmu-ilmu sosial mencakup butir-butir sebagai berikut:
a.    Pendekatan Penelitian
Disebutkan macam pendekatan yang digunakan dan dapat dipilih salah satu dari tiga alternatif pendekatan, yaitu:
1.    Penelitian Kuantitatif
2.    Penelitian Kualitatif
3.    Kombinasi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif2
Metode survei banyak digunakan dalam penelitian kuantitatif sedangkan untuk penelitian kualitatif sering kali menggunakan studi kasus.
b.    Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian disebutkan secara jelas disertai uraian:
1.    Bagaimana cara menentukan tempat penelitian tersebut
2.    Alasan mengapa tempat penelitian tersebut dipilih
Waktu penelitian disebutkan jangka waktu penelitian (bulan …. sampai dengan bulan …., tahun ….), bilamana perlu dilengkapi jadwal kegiatan-kegiatan penelitian di lapangan.
c.    Metode Pengambilan Sampel
Diuraikan metode pengambilan sampel yang digunakan, apakah Probability Sampling atau Non Probability Sampling. Pada masing-masing metode tersebut perlu dispesifikasi teknik pengambilan sampel  yang dipilih, misalnya:
1.    Untuk Probability Sampling: Simple Random Sampling (pengambilan sampel acak sederhana), Stratified Random Sampling (pengambilan sampel acak berlapis) dan sebagainya.
2.    Untuk Non Probability Sampling: Purposive Sampling (pengambilan sampel disengaja), Snowball Sampling (pengambilan sampel bola salju), dan sebagainya.
Metode (1) pada umumnya digunakan dalam penelitian kuantitatif, sedangkan metode (2) lazimnya untuk penelitian kualitatif. Dalam tesis maupun disertasi perlu dijelaskan alasan mengapa teknik pengambilan sampel tersebut dipilih dalam pelaksanaan penelitian.
d.    Metode Pengumpulan Data
Diuraikan secara rinci tentang jenis data, sumber data serta teknik pengumpulan data dan Instrumen yang digunakan. Untuk memperjelas uraian, dianjurkan macam peubah yang diamati disusun matriksnya dan disajikan di dalam tabel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian bidang ilmu-ilmu sosial lazimnya menggunakan: wawancara, observasi dan dokumentasi.
e.    Fokus Penelitian
Fokus penelitian penting disajikan dalam penelitian kualitatif. Substansinya memuat rincian masalah penelitian sehingga memperjelas dan memberikan arah untuk mendiskripsikan jalinan fenomena sosial yang diteliti.
f.      Definisi dan Pengukuran Peubah
Dalam penelitian kuantitatif, uraian tentang definisi dan pengukuran peubah mutlak dilakukan. Peubah-peubah yang diukur minimal adalah peubah-peubah yang tercantum dalam hipotesis yang akan diuji berdasarkan data yang dikumpulkan dari tempat penelitian. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, peubah ini umumnya berupa “konsep”, sehingga tidak penting dilakukan pengukuran. Sebagian ilmuwan sosial memberikan definisi atau indikator-indikator terhadap konsep yang diteliti. Sebagian lainnya memandang tidak perlu dengan alasan bahwa substansi penelitian kualitatif adalah Theoritical Building yaitu menghasilkan: konsep-konsep, proposisi-proposisi maupun teori-teori baru.
   
g.    Analisis Data
Pada prinsipnya, analisis data tergantung dari jenis penelitian yang dipilih dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Pada umumnya dapat dibedakan antara:
1.    Analisis Kualitatif
2.    Analisis Kuantitatif
Analisis deskriptif lazim digunakan dalam penelitian kualitatif namun juga banyak dipakai dalam penelitian kuantitatif. Analisis diskriptif dapat berupa diskripsi dalam bentuk tabel-tabel, diskripsi tentang fenomena sosial dan sebagainya. Analisis inferensial cenderung digunakan dalam penelitian kuantitatif dengan menyajikan model-model analisis statistik untuk menguji hipotesis. Data yang dipakai dapat berupa data kuantitatif maupun data kualitatif (pada umumnya dikuantifikasi, misalnya dalam bentuk skala ordinal).
Metode Penelitian Bidang Hukum
a.    Metode Penelitian
Uraian dalam metode penelitian bidang hukum dimulai dengan penjelasan mengenai pilihan paradigma penelitian, penelitian hukum normatif atau penelitian hukum empiris. Hal ini perlu ditegaskan terlebih dahulu, karena mempunyai implikasi pada pendekatan dan metode penelitian yang digunakan.
Untuk penelitian hukum normatif digunakan pendekatan yuridis-normatif atau yuridis-dogmatik, sedangkan untuk penelitian hukum empiris dapat digunakan pendekatan yuridis-sosiologis1, yuridis-antropologis, yuridis-psikologis, yuridis-historis, atau yuridis-kriminologis2, dan dapat ditambahkan dengan pendekatan historis (historical approach), pendekatan perbandingan (comparative approach), pendekatan filsafat (philosophy approach), atau gabungan dari pendekatan-pendekatan tersebut. Metode penelitian dalam penelitian hukum normatif menguraikan tentang bahan-bahan hukum yang digunakan (bahan primer, bahan hukum sekunder, dan bahan tersier), dimana diperoleh dan bagaimana cara memperolehnya, kemudian bagaimana bahan-bahan hukum tersebut diinterpretasi dan dianalisis. Sedangkan, dalam penelitian hukum empiris diuraikan mengenai lokasi penelitian dan alasan obyektif pemilihan lokasi, populasi dan teknik sampling yang digunakan, teknik pengumpulan data dengan penjelasan yang spesifik, misalnya kalau menggunakan studi dokumen-dokumen apa saja yang dikumpulkan, dimana dan bagaimana cara memperolehnya; kalau dengan teknik wawancara siapa yang diwawancarai, teknik wawancara apa yang digunakan (terstruktur, semi terstruktur, atau terbuka), wawancara secara individual atau kelompok yang berfokus (focus group interview), apa instrumen wawancaranya; kalau melakukan observasi harus dijelaskan apa yang diobservasi, kapan dan dimana dilakukan, bagaimana caranya dan apa instrumen yang digunakan.
Setelah data primer maupun data sekunder terkumpul,[1] kemudian dijelaskan bagaimana data diorganisasikan, diinterpretasikan, dan dianalisis.
b.    Paradigma Penelitian
Penjelasan tentang pilihan paradigma penelitian  membawa konsekuensi pada metode kajiannya. Misalnya: penelitian hukum normatif lazimnya menggunakan kajian normatif, penelitian hukum empiris  lazim menggunakan kajian kualitatif atau kuantitatif, tergantung pada sifat data.
c.    Pendekatan yang Digunakan dalam Penelitian
Conceptual approach (pendekatan konseptual), statute approach (pendekatan undang-undang), historical approach (pendekatan sejarah), comparative approach (pendekatan perbandingan) philosophical approach (pendekatan filsafat) dan sebagainya (dapat juga merupakan gabungan dari berberapa pendekatan tersebut).
d.    Konsep-konsep yang Digunakan
Dalam kerangka konsep diungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan digunakan sebagai dasar penelitian hukum, subyek hukum, hak dan kewajiban, peristiwa hukum, gabungan hukum dan objek hukum.
e.    Teknik dan Instrumen Pengumpulan Bahan Hukum.
1.    Penjelasan mengenai lokasi penelitian, populasi, teknik pengambilan sampel, jenis-jenis data dalam penelitian, penjelasan pengumpulan-pengumpulan data, dan alat yang digunakan untuk mengambil atau mengumpulkan data dalam penelitian (penelitian hukum empiris).
2.    Penjelasan lokasi penelitian (apabila diperlukan) bahan-bahan hukum dasar yang dibutuhkan (berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, mungkin dibutuhkan juga bahan tersier), penjelasan pengumpulan atau pengambilan bahan dan alat yang digunakan (Penelitian hukum normatif).
3.    Perlu diungkapkan kesulitan-kesulitan atau hambatan-hambatan selama penelitian dan bagaimana cara pemecahannya.
4.    Model analisis data atau bahan hukum, disesuaikan dengan jenis atau tipe penelitian.
Bab 5. Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian lazim disatukan dalam satu bab yaitu Hasil dan Pembahasan, tetapi ini bukan merupakan suatu keharusan. Hasil penelitian tidak harus dimuat dalam satu bab saja, tetapi dapat dibagi menjadi beberapa bab sesuai dengan kebutuhan, dengan demikian bentuk penyajian  terdapat dua versi, yaitu :
1.    Hasil dan pembahasan yang diuraikankan dalam satu bab yang tidak dipisah, tetapi hasil dan pembahasan sebagai sub bab serta masing-masing sub judul dibagi dalam beberapa sub judul (model 1). Contoh dapat dilihat pada Lampiran 21. Pada akhir Bab Hasil dan Pembahasan seringkali disajikan sub bab khusus yaitu Pembahasan Umum. 
2.    Hasil dan pembahasan yang diuraikan dalam beberapa bab (model 2), contoh pada Lampiran 22. Pemberian nama untuk masing-masing bab disesuaikan dengan isi pokok bahasan.
Penyajian hasil penelitian atau pengamatan dapat berupa teks, tabel, gambar, grafik dan foto. Hasil penelitian atau pengamatan bisa memuat data utama, data penunjang dan  pelengkap yang diperlukan untuk memperkuat hasil penelitian atau pengamatan , apabila diperlukan dapat menggunakan hasil uji statistik . Narasi di dalam hasil penelitian atau pengamatan memuat ulasan makna apa yang terdapat di dalam tabel, gambar dan lain-lain. Hasil penelitian atau pengamatan dalam bentuk tabel atau gambar atau grafik bukan untuk dibahas tetapi dibunyikan maknanya saja.
Pembahasan adalah pemberian makna dan alasan mengapa data yang diperoleh sedemikian rupa dan harus dikemukakan uraian bahasan baik dari peneliti yang bersangkutan, yang dapat  diperkuat, berlawanan  atau sesuai dengan hasil penelitian orang lain. Ulasan alasan tersebut dapat berupa penjelasan teoritis, baik secara  kualitatif,  kuantitatif atau secara statistik. Dalam hal ini yang penting adalah ulasannya mengapa hal tersebut terjadi, bahkan bisa jadi temuannya benar-benar baru (belum pernah ditemukan). Di dalam pembahasan seringkali juga diulas mengapa suatu hipotesa ditolak atau diterima.Suatu hal yang penting untuk diperhatikan di dalam memberikan ulasan adalah komprehensifitas dan  tidak keluar dari konteks yang dicanangkan di dalam  tujuan penelitian sehingga alur bahasan terasa konsistensinya dengan judul.  
Bab 6. Kesimpulan dan Saran
Pada bagian akhir dari suatu tesis harus disajikan kesimpulan dan saran-saran. Kesimpulan hendaknya disajikan terpisah dari saran.
Kesimpulan
Kesimpulan merupakan: (a) pernyataan singkat dan akurat yang didasarkan dari hasil pembahasan  (b) jawaban terhadap permasalahan penelitian dan sedapat mungkin harus berkorespodensi dengan tujuan penelitian.
Saran
Saran merupakan pengalaman dan pertimbangan penulis yang  diperuntukkan bagi: (a)  peneliti dalam bidang sejenis yang ingin melakukan penelitian lanjutan (b) Kebijakan praktis (c) perbaikan metoda.
5.2. Non-Mainstream
Pada dasarnya bentuk penulisan tesis dan disertasi yang menggunakan pendekatan non-mainstream ini jauh lebih bebas dan fleksibel bila dibandingkan dengan pendekatan mainstream.  Bentuk yang dipaparkan di bawah ini adalah salah satu variasi dari banyak model yang mungkin dapat dibuat oleh penulis. Oleh karena itu, bentuk yang disajikan di bawah ini bukan merupakan bentuk baku, tetapi hanya merupakan ilustrasi atau rambu-rambu yang dapat dijadikan rujukan bagi penulis untuk berkreasi membuat bentuk sendiri secara sistematis dan rasional. Jumlah maksimal Bab yang ditulis juga tidak dibatasi, tergantung dari kreativitas penulis. Ilustrasi dasar dari bentuk penulisan tesis tersebut adalah sebagai berikut:
Bab 1: Pendahuluan. Isi dari bab ini meliputi:
1.    Posisi penelitian yang akan dilakukan saat ini di antara penelitian sebelumnya.
2.    Berbagai reasoning yang menjastifikasi bahwa penelitian ini perlu dan penting untuk dilakukan.
3.    Kontribusi yang akan diberikan oleh penelitian ini pada ilmu pengetahuan.
4.    Identifikasi dan perumusan masalah.
5.    Tujuan penelitian.
Bab 2: (judul bab ini bebas, sepenuhnya tergantung pada kreativitas penulis untuk memberi judul). Contoh bab ini berisi:
Metodologi Penelitian, yang meliputi:
1.    Asumsi filosofis dari penelitian yang akan dilakukan.
2.    Diskripsi kritis tentang “Teori” (dari disiplin ilmu pengetahuan yang berbeda dengan yang sedang diteliti saat ini) yang akan digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian yang akan dilakukan (catatan: “Teori” ini dapat juga ditulis dalam Bab tersendiri, misalnya di Bab  untuk menjelaskan secara lebih rinci).
3.    Berbagai alasan mengapa Teori tersebut digunakan sebagai alat analisis.
Metode Penelitian, yang meliputi:
1.    Unit of analysis. Menjelaskan dan memberikan berbagai alasan mengapa unit of analysis ini yang dipilih dalam penelitian yang akan dilakukan saat ini.
2.    Teknik koleksi data. Menjelaskan dan memberikan berbagai alasan mengapa teknik-teknik tertentu digunakan dalam mengoleksi data, termasuk penentuan informan dan karakternya.
3.    Teknik analisa data. Menjelaskan bagaimana “Teori” di atas (dari disiplin ilmu pengetahuan yang berbeda dengan yang sedang diteliti saat ini) digunakan untuk menganalisis data yang sudah dikumpulkan.
Bab 3: (judul bab ini bebas, sepenuhnya tergantung pada kreativitas penulis untuk memberi judul). Bab ini berisi:
1.    Analisis dan kritik terhadap penelitian sebelumnya atau teori yang mendasari topik penelitian yang akan dilakukan saat ini (bukan teori yang akan digunakan sebagai alat analisis seperti pada bab 2 di atas).
2.    Diskripsi tentang berbagai kelemahan yang mungkin ada atas penelitian sebelumnya atau teori ini jika dipraktekkan pada masyarakat atau perusahaan atau keadaan di mana penelitian ini akan dilakukan.
Bab 4: (judul bab ini bebas, sepenuhnya tergantung pada kreativitas penulis untuk memberi judul). Bab ini berisi:
1.    Diskripsi kritis terhadap masyarakat atau perusahaan atau keadaan (social setting) dimana penelitian ini dilakukan.
2.    Analisa/sintesa terhadap data yang telah dikumpulkan oleh Peneliti dengan menggunakan pisau analisis Teori yang telah disajikan pada Bab 2 di atas.
Bab 5: (judul bab ini bebas, sepenuhnya tergantung pada kreativitas Penulis/Peneliti untuk memberi judul).  Bab ini berisi:
1.    Analisa/sintesa terhadap data yang telah dikumpulkan oleh Peneliti dengan menggunakan pisau analisis Teori yang telah disajikan pada Bab 2 di atas.
Bab 6: dan seterusnya: (judul bab ini bebas, sepenuhnya tergantung pada kreativitas Penulis/Peneliti untuk memberi judul).  Bab ini berisi:
1.    Analisa/sintesa terhadap data yang telah dikumpulkan oleh Peneliti dengan menggunakan pisau analisis Teori yang telah disajikan pada Bab 2 di atas.
Bab n: (judul bab ini bebas, sepenuhnya tergantung pada kreativitas Penulis/Peneliti untuk memberi judul).  Bab ini berisi:
1.    Formulasi atau deskripsi (kritis) atas temuan penelitian
2.    Diskripsi tentang perbedaan mendasar atas hasil fomulasi dari temuan penelitian ini dengan teori pendahulunya
Bab n+1: Bab Penutup. Bab ini berisi:
1.    Kesimpulan
2.    Saran dan Implikasi
Sekali lagi, bentuk tesis di atas adalah bentuk yang tidak mengikat yang pada intinya berisi Pendahuluan, Metodologi Penelitian, Pembahasan, dan Penutup. Penulis dapat secara bebas merefleksikan pemikirannya sesuai dengan pendekatan paradigma yang dipilih.
Beberapa acuan lain yang perlu diperhatikan adalah:
1.    Tiap bab dapat ditulis dalam bentuk artikel lepas. Secara umum artikel lepas berisi: Pendahuluan, Pembahasan, dan Penutup.
2.    Masing-masing Bab dan Sub-bab diberi judul dengan phrase yang bebas dan tidak kaku (sepenuhnya tergantung pada kreativitas penulis untuk memberi judul).
3.    Contoh konkrit dari teknik penulisan tesis dengan pendekatan non-mainstream ini misalnya bisa dilihat pada: Triyuwono (1995 atau 2000)1 dan Sukoharsono (1995)2.

VI. BAGIAN AKHIR TESIS

Bagian akhir dari tesis adalah lampiran. Lampiran memuat data atau keterangan lain yang berfungsi untuk melengkapi uraian yang disajikan dalam bagian utama tesis. Lampiran dapat berupa: contoh perhitungan, kuesioner, uraian metode analisis, gambar, foto, peta, data penunjang, dan lain-lain. Pada prinsipnya, lampiran adalah tambahan penjelasan yang bermanfaat, tetapi tidak dibahas langsung dalam teks karena bilamana disajikan dalam teks akan mengganggu konteks bahasan.
VII. CARA MENGUTIP  PUSTAKA DAN
MENULIS DAFTAR PUSTAKA
Dalam bab ini, akan dikemukakan mengenai cara menulis daftar pustaka, dan cara menulis kutipan yang dicantumkan dalam teks. 
Ada dua cara kutipan pustaka yang dicantumkan dalam teks, yaitu (1) kutipan berupa kalimat yang disajikan dalam teks, dan (2) kutipan pustaka yang disajikan sebagai catatan kaki. 
7.1. Cara Menulis Daftar Pustaka
Daftar pustaka disajikan pada halaman baru, dengan judul daftar pustaka diketik dengan huruf kapital dan diletakkan di sisi halaman sebelah kiri di halaman.
PPSUB menetapkan penulisan daftar pustaka dengan urutan penyajian sebagai berikut:
1.    Nama pengarang diakhiri dengan titik (.)
2.    Tahun publikasi diakhiri dengan titik (.)
3.    Judul artikel atau judul buku yang diakhiri dengan tanda koma (,) dan
4.    Penerbit. 
Pustaka yang dicantumkan dalam daftar pustaka seharusnya sumber penulisan yang diacu oleh penulis, yang ditunjukkan sitasi yang dicantumkan dalam teks.  Variasi dalam penulisan karena ada perbedaan dalam sumber pustaka yang dipakai, yaitu: buku teks, artikel jurnal ilmiah, hasil-hasil penelitian berupa laporan hasil penelitian, tesis.
7.2. Penulisan Nama Pengarang Dalam Daftar Pustaka
Nama  pengarang  yang ditulis dalam teks hanya nama keluarga. Daftar pustaka berisi semua pustaka  yang digunakan  penulis dalam menulis tesis.
Beberapa contoh menulis daftar pustaka sebagai berikut:
a. Pustaka berupa majalah (jurnal asing atau bahasa Indonesia/buletin) Nama pengarang, tahun penerbitan, judul tulisan, nama majalah, volume, nomer majalah dan nomer halaman di mana tulisan itu dimuat.
Contoh Pustaka dari Jurnal:
Lecomte, N.B.; J.F. Zayas, and C.L., Kastner, 1993. Soya proteins:  Functional  and   Sensory Characteristics Improved in Comminuted Meats,  J. Food Sci. 58 (3): 464 - 466.
 
 

b. Pustaka berupa buku teks.
     Nama  pengarang,  tahun penerbitan, judul  buku,  nomer edisi, nama penerbit dan kota tempat penerbit. 
Contoh Pustaka dari buku teks:
Salunke, D.K. and  B.B.  Desai.  1984.  Post  Harvest Biotechnology  of Fruit and Vegetables. First edition. CRC Press. Inc. Cleveland Ohio. p. 44-128.
 
 

c. Pustaka berupa prosiding (kumpulan beberapa makalah).
     Nama pengarang makalah, tahun penerbitan, judul makalah, nama editor, judul prosiding, nama penerbit, kota tempat penerbit dan nomer halaman dimana tulisan itu dikutip. 
Contoh Pustaka dari prosiding:
Zagory,  D. D. and A.A. Kader, 1989. Long term  Storage of  Early  Gold  and  Shinko Asian Pears  in  Low  Oxygen Atmospheres in J.K., Fellman (ed.), Proc. Fifth Intl. Controlled Atmospheres Res.   Conf., Wenatchee, Wash. p. 44-47.
 
 

d. Pustaka berupa abstrak.
Contoh:
Ohmiya, Y., T. Hirano, M. Ohashi. 1996. The Structural Origin of the Color Differences in the Bioluminescence of Firefly Luciferase. Abstracts FEBS Letters 381 (1) : 83-86.
 
 

    
     Pengutipan pustaka dari internet hanya diperkenankan apabila dari sumber yang jelas berupa nama pengarang, majalah dan atau penerbit.
e. Pustaka berupa buku teks terjemahan.
Contoh:
Fukuoka, M. 1991. The One Straw Revolution. An Introduction to Natural Farming, L. Korn. (editor), 1978. First Edition Rodale Press. Inc. H. Soedarwono (penterjemah). 1991. Revolusi Sebatang Jerami. Pengantar Menuju Pertanian Alami. Edisi Pertama. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
 
 

f.   Pustaka  berupa  buletin  di mana  nama  penulis  adalah instansi, tidak ada nomer halaman.
Contoh:
UNEP, 1993. United National Environment Program: Environmental Data Report, 1993-1994. Blackwell Publishers, Oxford, UK. n.p.
 
 

g. Pustaka berupa surat kabar dengan halaman terpisah.
Contoh:
Pratikto, W.A. 2004. Pengelolaan Kelautan Berbasis Pengetahuan. Harian Umum Republika, 18 Maret 2004. h. 4.
 
    
    
h. Pustaka berupa buku teks tidak ada nama pengarang.
Contoh: 
Biro Pusat Statistik. 1990. Survey Pertanian Produksi Buah-buahan di Indonesia. Jakarta. h. 20-25.
 
    
i.   Pustaka yang diambil dari internet selain jurnal.
Text Box: Witherspoon, A.M. and R. Pearce. 1982. Nutrient and multispecies criteria standard for the Chowan River, North Carolina. Report No. 187. www.2.ncsu.edu/wrri/reports/report187.html. May, 28, 2004.

Apabila tidak tertera tahun maka tanggal pengambilan harus dicantumkan.
     Jurnal yang diambil dari internet cara penulisan sama dengan point 7.2. a.
Beberapa contoh penulisan pustaka adalah:
1. Journal of Horticultural Science
Fisher, K.J., 1967. Specific ion effects of certain excess soluble salts on the growth and development of glasshouse tomatoes grown in nutrient culture. J. Hort. Sci. 42: 243-252.
2. Australian Journal of Exp. Agric. Animal Husbandry
Russell, J.S., 1963.  Nitrogen content of wheat grain as an indica­tion of potential yield response to nitrogen fertilizer.  Aust. J. Exp. Agric. Anim. Husb. 4: 345-351.
3. Soil Science Society of America Proceeding
Stewart, B.A., and C.J. Whitfield, 1965.  Effects of crop residue, soil temperature, and sulfur on the growth of winter wheat.  Soil Sci. Soc. Am. Proc. 29: 752-755.
Daftar pustaka hanya memuat pustaka yang diacu  dalam tesis  dan disusun ke bawah menurut abjad nama akhir dari penulis pertama. Selanjutnya  tentang penulisan nama,  diatur  sebagai berikut:
1.      Nama  orang Indonesia, jika lebih dari satu nama,  maka nama terakhir yang ditulis atau nama yang biasa dikenal dalam publikasi ilmiah yang ditulis. 
Contoh Muhammad Sudomo ditulis Sudomo, M.; Franciscus G. Winarno ditulis Winarno, F.G. Apabila rangu-ragu boleh ditulis lengkap.
2.      Nama orang barat, nama keluarga terletak pada kata sebelah   belakang.  Misalnya:  James  Stewart   ditulis Stewart, J.
3.      Jika nama Cina terdiri dari tiga kata yang terpisah,  maka kata  yang  pertama adalah menunjukkan  nama  keluarga. Contoh: Gan Koen Han ditulis Gan, K.H.
4.      Jika nama Cina terdiri dari tiga kata dengan dua kata memakai garis  penghubung, maka kedua kata yang dihubungkan adalah nama diri (bukan  nama  keluarga). Sebagai contoh Hwa-wee Lee ditulis Lee, H.
5.      Judul buku diketik tegak setiap kata (bukan kata sambung) diawali huruf besar.
6.      Judul artikel di Jurnal diketik (tegak atau normal) dan huruf besar hanya diawali judul.
7.      Judul tesis diketik miring (italik) dan diawali kalimat huruf besar.
8.      Nama jurnal diketik miring (italik), nomor volume diketik tebal, nomor jurnal diketik dalam kurung, nomor halaman diketik titik dua (:). Contoh: Hidrobiologia 15 (4): 112-122.
9.      Halaman untuk buku teks tidak diketik, sedang untuk artikel dalam buku teks diketik setelah nama editor (Ed). atau “editor”  (eds) untuk jurnal.
10.  Pengetikan baris kedua dalam penulisan pustaka masuk ke dalam 1,5 cm.
7.3. Kutipan Pustaka yang Disajikan dalam Teks
PPSUB   menetapkan  penulisan  pustaka   dalam   teks mengikuti  cara nama dan tahun, tahun ditaruh dalam kurung. Nama  pengarang  yang ditulis dalam teks hanya nama keluarga.
Contoh: 
Kader (1991) melaporkan ...……..
Berdasarkan penelitian Tarwiyanto (1990) diperoleh fakta ....…
Syarat  mutu komoditas   sirup  yang dipakai dalam penelitian adalah .... (Sentono, 1994).
 
 

Nama pengarang yang terdiri atas dua orang atau lebih, ditulis nama belakang.  Contoh: Irizarry  et  al. (1975).  Bila pustaka yang dikutip ditulis dua orang,  kedua nama tersebut ditulis lengkap. Bilamana pustaka yang  dikutip ditulis oleh tiga orang,  nama  dari semua (tiga)  penulis itu dicantumkan semua pada saat kutipan itu dimuat pertama kali dalam teks, untuk penulisan selanjutnya nama pengarang ke dua dan ke tiga tidak perlu dicantumkan, diganti dengan singkatan dkk atau et al., misalnya: Kader, et al. (1991).  Bila  pustaka ditulis oleh empat orang  atau  lebih ditulis:  Slamet  Apriyanto, dkk. (1992) atau Wills,  et  al. (1991). Penulis dapat mengutip hasil penelitian atau pendapat dari peneliti yang tercantum dalam pustaka penulis lainnya. Kutipan paling banyak lima buah. Cara mengutip pendapat penulis yang tercantum dalam pustaka lain.
Contoh:
1.  Biale (1984) dalam Asrofi (1986) mengemukakan ...
2.  Model  pemasaran ... (Biale, 1984  dalam  Asrofi, 1986).
 
 

7.4. Kutipan yang Disajikan dalam Catatan Kaki
Ada dua macam catatan kaki yaitu: berdasarkan (1) isi dan (2) rujukan suatu  pustaka.  Catatan kaki berdasarkan isi mengandung informasi penting yang menurut penulis, tetapi jika ditulis dalam teks  isinya terlalu panjang atau mengganggu alur cerita teks. Catatan kaki berdasarkan rujukan suatu pustaka, tetapi tidak memenuhi syarat untuk dituliskan dalam daftar pustaka. Teks dan catatan kaki dipisahkan oleh garis dari batas sisi kiri halaman.
Catatan  kaki  ditulis  dalam  bentuk paragraf  yang diketik dengan jarak antar kalimat satu spasi, dan jarak antar catatan kaki dua spasi. Catatan kaki harus diketik pada halaman yang sama dengan teks di mana catatan kaki itu disitir. Gunakan Ibid, bila catatan kaki menunjuk catatan kaki yang sama dengan catatan kaki sebelumnya.  Judul buku diketik miring.
 

Gunakan  op.cit,  bila  catatan kaki  yang  disitir  telah diselingi oleh catatan kaki yang lain.
Contoh :
5P.D. Pages, SEARCA Bulletin 2:102 (1971).
6E.B. Pantastico,  UP College of Agriculture Monthly Bulletin, 36(8):3.
7Pages, op. cit. p.4.
         8Pantastico, op. cit. p. 364.
 
 

VIII. CARA PENULISAN TABEL, GAMBAR,
        LAMBANG, SATUAN, SINGKATAN,
DAN CETAK MIRING
8.1. Tabel
Tabel harus dimuat dalam satu halaman dan tidak boleh dipisah dilanjutkan di halaman berikutnya. Oleh karena itu tabel yang disajikan bersama dengan teks, jangan terlalu kompleks. Dalam keadaan tertentu, huruf dapat diperkecil. Tabel yang disajikan harus tabel yang dibahas, bilamana tidak dibahas dalam teks tetapi perlu, cantumkan di lampiran. Tabel dalam teks yang disertai dengan nomer tabel, harus  diketik  dengan huruf "t" kapital, seperti contoh berikut: Tabel 1. Judul tabel, teks dalam  lajur kolom  harus  mudah  dimengerti langsung  dari  keberadaan  tabel,  tanpa harus melihat keterangan lain dalam teks diluar tabel. Untuk itu  jangan menggunakan kode atau simbol dalam lajur kolom tabel yang berisi jenis variabel atau perlakuan yang  dipakai  dalam penelitian. Tabel harus dapat dimengerti isinya dengan baik, tanpa perlu membutuhkan bantuan keterangan tambahan  lain di luar tabel. Bilamana terpaksa ada singkatan yang tidak lazim, sajikan keterangan dari singkatan di bawah tabel.
Tabel  yang  dikutip dari pustaka, juga dicantumkan nama penulis dan tahun publikasi dalam tanda kurung. Jarak  antara baris dalam judul tabel diketik satu spasi dan tidak diakhiri  dengan titik.  Contoh tabel dalam  Lampiran 23.
8.2. Gambar
Gambar meliputi grafik, diagram, monogram, foto, peta.  Pembuatan grafik, monogram disarankan menggunakan komputer,  dengan  memakai simbol yang  jelas maksudnya. Ikuti cara membuat grafik dengan mencontoh grafik dalam jurnal ilmiah terbaru. Diusahakan grafik yang ditampilkan sudah mampu menjelaskan data atau informasi maksud dicantumkannya grafik tersebut, tanpa harus melihat dalam teks lain. Gambar dalam teks  harus  diketik  dengan huruf "g" kapital, seperti contoh pada Gambar 1 di Lampiran 24.  Nomer urut dan judul gambar diketik di bawah gambar dua spasi dibawahnya. Jarak antara baris dalam judul gambar diketik satu spasi.
Foto ditampilkan sedemikian rupa agar jelas maksudnya. Latar belakang foto sebaiknya kontras dengan obyek foto.  Sebelum obyek foto dipotret, letakkan penggaris disamping obyek foto, bila diinginkan agar pembaca mudah  memahami panjang  dari obyek foto, atau nyatakan skala dari obyek foto  tersebut.  Misalnya:  skala 1:100 kali.  Letakkan  koin  uang logam Rp. 100,- atau penggaris disamping obyek foto, sebelum foto dipotret untuk memudahkan pembaca dalam memahami diameter obyek foto.
8.3. Lambang, Satuan, dan Singkatan
Lambang untuk variabel penelitian dipakai untuk memudahkan  penulisan  variabel tersebut dalam rumus  dan pernyataan aljabar lainnya. Penulisan lambang atau simbol sebaiknya menggunakan simbol dalam fasilitas program perangkat lunak  komputer seperti program  Wordstar  atau Microsoft  Word.  Pilihlah lambang  yang  lazim  digunakan dalam disiplin ilmu saudara. Cara menulis rumus  matematik diusahakan dalam satu baris. Bila ini tidak  memungkinkan, atur cara pengetikan sedemikan rupa, agar rumus  matematik saudara  mudah  dimengerti. Lambang  diketik  dengan  huruf abjad Latin dan abjad Yunani.
Satuan dan  singkatan yang digunakan  adalah yang  lazim dipakai dalam disiplin ilmu masing-masing. Ikuti beberapa contoh dibawah ini: 25oC;  g; mg; 10 g ml-1 atau 10 g/ml; 50%; 10 ppm;  1.5 N larutan H2SO4;  L;  kg;  ton;  kw;  oBrix;  oBaume; mg O2/kg/jam; atau mg O2 Kg-1 jam-1.
8.4. Cetak Miring
Huruf  yang dicetak miring untuk menyatakan istilah asing, misalnya: et al.; Ibid;  op. cit.; curing;  starter;  trimming; dummy. Penulisan spesies miring (Rhizopus oryzae), sedangkan genus/famili tegak.


1     Karya ilmiah di sini adalah hasil penelitian dalam rangka menyelesaikan Program Magister.
1     Baca: Laxmi, D. (Editor-in-chief), 1997, Encyclopaedia of Social Research: vol. 5. Reporting in Social Research, Institute for Sustainable Development Lucknow and Anmo. Publications. Pvt. Ltd., New Delhi-100 102, India.
2    Memiliki prosedur dan alasan khusus; lihat: Brannen, J (Ed)., 1993, Mixing Methods: Qualitative and Quntitative Research, Aldershot, England; Avebury Ashgate Publ. Ltd : p 59-61.
1    Dalam literatur Metode Penelitian Hukum, pendekatan yuridis sosiologis sering dianalogikan sebagai satu-satunya pendekatan dalam penelitian hukum empiris. Hal ini perlu diklarifikasi bahwa yuridis-sosiologis hanya merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian hukum empiris, karena selain itu dikenal pendekatan yuridis-antropologis, yuridis-psikologis, yuridis-historis, atau yuridis-kriminologis.
2    Hal ini sangat tergantung dengan fokus masalah yang hendak dijawab melalui kegiatan penelitian hukum.
[1]     Data primer dalam penelitian hukum normatif adalah bahan hukum (primer, sekunder maupun tersier) yang diperoleh dengan melakukan studi peraturan perundang-undangan/studi kepustakaan/studi keputusan-keputusan pengadilan. Sedangkan, data primer dalam penelitian hukum empiris adalah data lapangan yang diperoleh melalui teknik wawancara dan observasi. Data yang diperoleh melalui studi dokumen/studi kepustakaan/studi peraturan perundang-undangan dalam penelitian hukum empiris disebut sebagai data sekunder, bukan data primer seperti dalam penelitian hukum normatif.
1    Triyuwono, Iwan, 1995,  Shari’ate Accounting and Organization: The Reflection of Self’Faith and Knowledge. Unpublished Ph.D. Dissertation, The University of Wollongong, Australia.  Atau, Triyuwono, Iwan, 2000, Organisasi dan Akuntansi Syari’ah. Jogjakarta: LKiS.
2    Sukoharsono, Eko G, 1995,  Power and Knowledge Analysis of Indonesian Accounting Thought: Social, Political, and Economic Forces Shaping the Emergence and Development of Accounting, Unpublished Ph.D. Dissertation. The University of Wollongong, Australia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar